Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak, maka sekolah dalam hal ini guru seyogyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapat tentang materi pelajaran yang dibacanya atau dijelaskan oleh guru, membuat karangan, menyusun laporan.
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek peserta didik usia SD atau MI, antara lain:. Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan indera dalam perjalanannya ke otak (kesadaran). Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan memahami sesuatu.
Pengertian perkembangan fisik Karakteristik perkembangan fisik peserta didik - Keadaan berat dan tinggi badan anak usia sekolah - Masa pubertas (10 - 14 tahun). PSIKOLOGI PERKEMBANGAN – Desmita Kategori: Psikologi| 211 Kali Dilihat PSIKOLOGI PERKEMBANGAN – Desmita Reviewed by adminrahma on Selasa, April 17th, 2018. This Is Article About PSIKOLOGI PERKEMBANGAN – Desmita.
Kesempatan belajar yang diperoleh anak. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak mendapat pengalaman secara tidak langsung dari orang lain atau informasi dari buku. Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak. Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak, Biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak.
Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidak hadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat.
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Memgingat hal tersebut, maka guru hendaknya mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif.
Upaya yang dilakukan antara lain:. Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan. Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri. Memberikan nilai secara objektif.
Menghargai hasil karya peserta didik. Agama mengandung dua unsur: keyakinan dan tata cara. Keduanya terpisah dan berbeda. Akibatnya, minat terhadap satu unsur tidak dengan sendirinya menjamin minat terhadap unsur lain. Juga tidak berarti bahwa minat terhadap kedua unsur akan sama.
Seorang mungkin terutama berminat mematuhi aturan agama tetapi menunjukkan sedikit minat terhadap apa yang sering dianggap sebagai “teologi” atau doktrin atau ajaran agama. Hal sebaliknya mungkin terjadi pada orang lain. Demikian pula terhadap anak-anak.
Beberapa anak terutama berminat terhadap kepatuhan kepada agama dan yang lain terhadap ajaran agama. Mana yang lebih menarik perhatian ditentukan sebagian oleh tekanan yang diberikan pada kedua unsur tersebut pada masa awal pendidikan agama dan sebagian oleh apa yang berdasarkan pengalaman, mereka anggap lebih memenuhi kebutuhan mreka. Jadi minat terhadap agama terutama egosentris.